Anak berkesempatan untuk mencoret-coret, menggambar garis, membuat bentuk dan menggambar bebas. Aktivitas tersebut adalah langkah penting dalam mengembangkan keterampilan menulis.
Sebagai guru dan orang tua, kita perlu memberikan lingkungan yang suportif pada anak dalam periode ini. Hal itu berarti memberikan kebebasan eksplorasi sesuai dengan kecepatan mereka tanpa hadiah ataupun paksaan.
Pendamping memberikan bimbingan jika dibutuhkan tanpa mengkritik atau menyalahkan. Pada kelas Montessori, material seperti Metal Inset tersedia untuk anak bisa bereksplorasi dengan penggunaan kertas dan alat tulis.
Periode Sensitif Membaca
Pada rentang usia yang hampir mirip, yaitu 3-5 tahun, anak-anak pada umumnya juga secara alami tertarik pada simbol huruf dan bahasa tertulis. Anak-anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu akan huruf dan menyerap bagaimana pelafalannya.
Selanjutnya, belajar calistung pada sebuah kelas Montessori. Media ajar berupa Sandpaper Letters (SPL) digunakan untuk memberikan pengalaman visual dan taktil untuk anak belajar bentuk dan bunyi huruf.
Setelah menguasai bunyi huruf secara fonetik, anak-anak menggunakan Large Movable Alphabet (LMA) untuk belajar membangun kata dari bunyi huruf yang sudah mereka kuasai.
Pendamping yang baik membimbing anak tidak memburu-buru atau mengetes anak bagaimana membaca sebuah kata atau kalimat, namun secara konsisten membacakan buku dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta akan kegiatan membaca.
Periode Emas Belajar Matematika
“Satu, dua, tiga…”, anak-anak sedang menirukan orang dewasa menghitung sesuatu. Lalu, kemudian, anak-anak secara alami melakukannya ketika melihat sejumlah barang di depan mereka. Secara umum, anak-anak pada usia 4-6 tahun memiliki ketertarikan kuat untuk memahami konsep matematika.
Mereka tertarik pada simbol angka, pola dan bentuk dan sangat menikmati kegiatan menggunakan objek nyata. Konsep kuantitas (banyak-sedikit) biasanya mengawali proses ketertarikan mereka akan dunia matematika.
Belajar calistung dengan menggunakan metode montessori menyediakan banyak media ajar berupa material hands-on dan konkret yang dapat dimanipulasi untuk memvisualisasikan konsep matematika yang abstrak.
Seperti number rods, short bead stairs, golden beads adalah sebagian material yang memberikan pengalaman nyata bagi anak untuk berhitung dan mendalami konsep kuantitas.
Sehingga, operasi Matematika pun dipelajari dengan pendekatan konkret ke abstrak untuk memberikan pengalaman langsung pada indra mereka sebagai modal untuk menjelajahi matematika abstrak dalam otak mereka.
Kesimpulan Periode yang Tepat Anak Belajar Calistung
Jadi, memang tidak ada tes calistung untuk masuk SD berdasarkan kurikulum Merdeka Belajar yang diberlakukan pemerintah. Akan tetapi, bukan berarti belajar calistung itu baru boleh diajarkan saat sekolah dasar (SD).