Belajar Calistung! Ini Dia Periode yang Tepat Untuk Anak

Belajar Calistung menurut metode Montessori
Belajar Calistung! Ini Dia Periode yang Tepat Untuk Anak

Blog Edukasi PAUD - Kebijakan kurikulum Merdeka Belajar menghapuskan tes baca, tulis dan hitung sebagai syarat masuk SD. Hal ini diterima positif oleh masyarakat karena dianggap tidak ‘membebani’ masa kecil anak dengan sibuk belajar Bahasa dan Matematika. Namun, pertanyaannya adalah apakah memang belajar calistung menjadi momok atau beban bagi anak?

Pertanyaan mendasar bagi kita sebagai orang tua atau pendidik anak usia dini :

  • Apakah belajar membaca, menulis, dan berhitung membuat anak kehilangan masa kecil yang bermain dan bahagia?
  • Apakah pelajaran calistung pada usia TK dianggap terlalu dini?
  • Apakah kenyataannya anak-anak benar-benar tidak perlu bisa calistung saat berada di jenjang SD?

Lalu, bagaimana pandangan menurut Maria Montessori mengenai hal ini?

Belajar Calistung itu Bukan Beban

Jika belajar calistung merupakan sebuah momok bagi anak, sewajarnya anak-anak tidak akan suka mempelajarinya. Namun, pada kenyataannya banyak anak yang tertarik belajar huruf dan angka di usia mereka yang belum lebih dari hitungan jari tangan kita.

Ketertarikan itu muncul dari dalam saat melihat dunia sekitar mereka yang banyak menampilkan simbol huruf dan angka.

Jika anak sudah menunjukkan ketertarikan seperti ini, maka belajar calistung (membaca, menulis, dan berhitung) tentu bukanlah beban melainkan hal yang menyenangkan.

Ilustrasi Belajar Calistung dengan Metode Montessori
Ilustrasi Belajar Calistung dengan Metode Montessori

Membaca, menulis, dan menghitung bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan ketika dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Periode Emas Belajar Calistung Pada Area Bahasa

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Ya, itu benar. Namun, ada hal-hal yang menjadi mudah diserap dan dipelajari jika sesuai dengan periode sensitif yang sedang berjalan.

Menurut Maria Montessori, anak-anak pada usia 0-6 tahun sedang mengalami periode sensitif bahasa.

Perkembangan bahasa pada rentang usia ini terjadi begitu pesatnya. Dari bayi yang belum bisa berbicara, bertumbuh kembang menjadi anak yang mampu berbicara bahkan membaca dan menulis pada usia 6 tahun.

Anak tersebut bahkan menggunakan dua bahasa dan berbicara bahasa keduanya dengan fasih selayaknya penutur asli sekaligus dalam waktu 6 tahun.

Waktu yang terbilang cepat dibandingkan kita yang dulu belajar bahasa susah payah selama lebih dari 10 tahun.

Periode Sensitif Menulis

Secara umum, belajar calistung pada anak usia 3-4 tahun yang sedang mengalami periode sensitif menulis. Biasanya, anak-anak mulai tertarik memegang alat tulis dan bereksplorasi dalam penggunaannya.

Maria Montessori sendiri percaya anak-anak pada periode ini perlu diberikan kesempatan untuk menjelajahi kegiatan menulis dengan cara yang alami.

Eksplorasi tersebut bertujuan untuk memperkuat motorik halus pada jari mereka dan merasakan sensasi fisik yang diterima ketika menggunakan alat tulis, bukan berfokus pada menulis kata atau kalimat dengan benar.

Anak berkesempatan untuk mencoret-coret, menggambar garis, membuat bentuk dan menggambar bebas. Aktivitas tersebut adalah langkah penting dalam mengembangkan keterampilan menulis.

Ilustrasi Seorang Anak yang Sedang Belajar Menulis
Ilustrasi Seorang Anak yang Sedang Belajar Menulis

Sebagai guru dan orang tua, kita perlu memberikan lingkungan yang suportif pada anak dalam periode ini. Hal itu berarti memberikan kebebasan eksplorasi sesuai dengan kecepatan mereka tanpa hadiah ataupun paksaan.

Pendamping memberikan bimbingan jika dibutuhkan tanpa mengkritik atau menyalahkan. Pada kelas Montessori, material seperti Metal Inset tersedia untuk anak bisa bereksplorasi dengan penggunaan kertas dan alat tulis.

Periode Sensitif Membaca

Pada rentang usia yang hampir mirip, yaitu 3-5 tahun, anak-anak pada umumnya juga secara alami tertarik pada simbol huruf dan bahasa tertulis. Anak-anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu akan huruf dan menyerap bagaimana pelafalannya.

Selanjutnya, belajar calistung pada sebuah kelas Montessori. Media ajar berupa Sandpaper Letters (SPL) digunakan untuk memberikan pengalaman visual dan taktil untuk anak belajar bentuk dan bunyi huruf.

Setelah menguasai bunyi huruf secara fonetik, anak-anak menggunakan Large Movable Alphabet (LMA) untuk belajar membangun kata dari bunyi huruf yang sudah mereka kuasai.

Pendamping yang baik membimbing anak tidak memburu-buru atau mengetes anak bagaimana membaca sebuah kata atau kalimat, namun secara konsisten membacakan buku dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta akan kegiatan membaca.

Periode Emas Belajar Matematika

“Satu, dua, tiga…”, anak-anak sedang menirukan orang dewasa menghitung sesuatu. Lalu, kemudian, anak-anak secara alami melakukannya ketika melihat sejumlah barang di depan mereka. Secara umum, anak-anak pada usia 4-6 tahun memiliki ketertarikan kuat untuk memahami konsep matematika.

Mereka tertarik pada simbol angka, pola dan bentuk dan sangat menikmati kegiatan menggunakan objek nyata. Konsep kuantitas (banyak-sedikit) biasanya mengawali proses ketertarikan mereka akan dunia matematika.

Ilustrasi Seorang Anak Belajar Menghitung
Ilustrasi Seorang Anak Belajar Menghitung | Image by Pexels

Belajar calistung dengan menggunakan metode montessori menyediakan banyak media ajar berupa material hands-on dan konkret yang dapat dimanipulasi untuk memvisualisasikan konsep matematika yang abstrak.

Seperti number rods, short bead stairs, golden beads adalah sebagian material yang memberikan pengalaman nyata bagi anak untuk berhitung dan mendalami konsep kuantitas.

Sehingga, operasi Matematika pun dipelajari dengan pendekatan konkret ke abstrak untuk memberikan pengalaman langsung pada indra mereka sebagai modal untuk menjelajahi matematika abstrak dalam otak mereka.

Kesimpulan Periode yang Tepat Anak Belajar Calistung

Jadi, memang tidak ada tes calistung untuk masuk SD berdasarkan kurikulum Merdeka Belajar yang diberlakukan pemerintah. Akan tetapi, bukan berarti belajar calistung itu baru boleh diajarkan saat sekolah dasar (SD).

Montessori justru percaya bahwa usia anak 4-6 tahun (sebelum masuk SD) adalah usia terbaik untuk belajar Bahasa dan Matematika, karena itulah periode sensitif mereka.

***

Demikian, SMoga bermanfaat..

Bagikan:

Anggria Novita, M.Pd

Anggria Novita, M.Pd

Seorang alumni FITK PIAUD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juga aktif sebagai dosen dan Penulis Pendidikan Anak Usia Dini.

Maaf, fitur klik kanan tidak tersedia!