Cara Menggali Potensi Anak, Ini Strateginya!

Cara Mudah Menggali Potensi Anak Usia Dini

Dengan melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang, maka otomatis anak akan menemukan jawaban bahwa ternyata tombol on/off itu berfungsi untuk menghidupkan (menggerakkan) dan mematikan (memberhentikan) mesin mobil tersebut.

Menghargai dan Mendukung Minat si Anak

Cara mudah mengembangkan potensi anak usia dini adalah ketika sang anak menunjukkan ketertarikannya pada suatu hal, katakanlah ia senang sekali menggambar dan menempel karyanya di dalam kamar.

Dalam memperhatikan kecenderungan minat dan potensi anak, sebaiknya fasilitasi kegiatan tersebut. Tanpa membatasi ruang geraknya, serta memberi anak kesempatan untuk mengasah minatnya.

Foto oleh Ivan Samkov dari Pexels

Jangan meminta atau menuntut sang anak untuk mengikuti minat yang orang tua inginkan, karena pada dasarnya minat itu lahir dari individu itu sendiri.

Hargai pilihannya, berikan dukungan terhadap minat sang anak. Agar ia termotivasi mengembangkan potensinya dan mampu menekuni serta menghasilkan karya terbaiknya.

Stimulasi Minat yang Ditekuni Anak

Ketika orang tua merasa bahwa sang anak peka dan cenderung suka memainkan alat-alat musik. dan Cara mudah menggali potensi anak tersebut dengan lansung menanyakan padanya, apakah ia benar-benar tertarik dengan salah satu alat musik tersebut?.

Jika demikian, yang menjadi tugas orang tua untuk mengetahui potensi anak sejak dini adalah mendukung dan membantu sang anak untuk mengasah minat tersebut dengan mengajak anak mengunjungi kelas musik.

Apabila memungkinkan, orang tua juga bisa memfasilitasi alat musik tersebut di rumah agar anak bisa berlatih secara intens untuk keperluan menggali potensi anak lebih jauh.

Foto oleh Alex Green dari Pexels

Secara konsisten, minat seorang anak harus di asah agar semakin berkembang secara optimal. Dengan kata lain, para orang tua wajib mengetahui, bagaimana aspek-aspek perkembangan anak terhadap minat dan bakatnya.

Baca Juga : Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Hal ini penting dilakukan untuk menguatkan minat tersebut ke arah profesional. Karena seiring bertambahnya usia, minat juga bisa berubah tergantung pada ketekunan dan teguh pada pendirian dari anak itu sendiri.

Memberikan Apresiasi pada Sang Anak

Apapun jenis minat yang disukai oleh sang anak, merupakan satu cara menggali potensi anak sejak dini. Sebagai orang tua tak ada salahnya memberikan apresiasi pada sang anak terhadap apapun minat sang anak.

cara menggali potensi anak dengan memberikan apresiasi
Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Ucapkan “terima kasih” pada sang anak karena sudah mau mencoba berbagai kegiatan, serta ucapkan kata-kata pujian seperi “Luar Biasa”“Hebat”, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar anak semakin semangat dan termotivasi untuk melakukan kegiatan yang memunculkan potensi dan minat di masa mendatang. 

Akhir Kata..

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua tidak perlu merasa marah jika anak melakukan hal yang demikian, karena semua itu adalah proses belajar sang anak dan kita bisa melihat dan menggali potensi yang muncul saat anak fokus dan tekun pada suatu kegiatan yang ia senangi.

Selain itu, orang tua juga harus mencatat hasil pengamatan untuk melihat setiap perkembangan. Selanjutnya, menyimpulkan kegiatan yang senang dilakukan anak. Demi menggali potensi anak lebih lanjut.

Bagikan:

Anggria Novita, M.Pd

Anggria Novita, M.Pd

Seorang alumni FITK PIAUD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juga aktif sebagai dosen dan Penulis Pendidikan Anak Usia Dini.

21 pemikiran pada “Cara Menggali Potensi Anak, Ini Strateginya!”

  1. Makasih mbak atas sharingnya, bisa jadi bekal buatku saat anak tumbuh lebih besar nanti.

    Yang poin terakhir, memberi apresiasi anak, itu kayaknya kebanyakan orang sering lupa ya hehe..

    • Semoga kita tidak tergolong dari yang kebanyakan itu ya mba. hehehee
      Terima kasih ya mba sudah berkomentar..

  2. Masa perkembangan anak harus diisi dengan berbagai kegiatan eksplorasi. Hal ini bertujuan agar anak bisa mencari bidang yang menjadi minat dan membantu orang tua agar bisa membimbing anak. Jangan batasi kegiatan anak hanya karena alasan sepele seperti kuman, dll. Justru tugas orang tualah yang melindungi. Terima kasih atas ilmunya 😊

    • Sepakat mba, saya sangat setuju dengan pendapat mba Ria.
      Terima kasih ya mba, semoga kita bisa menjadi orang tua yang sepenuhnya mendukung mengembangkan bakat dan minat anak.

  3. Bagus sekali tipsnya bund. Memang terkadang masih banyak orang tua yang kurang memahami potensi anaknya. Hal ini karena terkadang kurangnya pengetahuan orang tua sehingga anak tidak diberikan ruang yang bebas untuk menunjukkan potensinya.

    • Atas keresahan itulah saya mulai menulis secara digital dan menjadi seorang blogger. Dengan harapan bisa mengedukasi para orang tua untuk mendukung segala aktivitas anak yang positif.
      Terima kasih ya mba sudah berkomentar 🙂

  4. Senang sekali dengan tulisan seputar parenting yang menguatkan kita semua terutama para Bunda untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Dilengkapi dengan cara-cara yang bisa dilakukan. Yang penting dari semua itu adalah mmeberikan stimulasi untuk semua aktivitas positif pada anak dan biarkan anak yang menunjukkan minatnya, tanpa menggegas atau menghalangi.

    • Benar mba, sebagai orang tua wajib mendukung minat dan ketertarikan anak terhadap sesuatu selama kegiatan tersebut positif.

  5. Saya suka artikelnya, tulisannya lengkap & sangat detail..

    Oiya sya menelaah tentang tips2 cara menggali potensi anak2 di usia dini, sya sependapat bahwa anak2 punya minat & kita harus dukung, nah terkadang ada nih sebuah kondisi si anak justru merasa bosan dg kesukaan dia sendiri.. bagaimana cara mengatasinya & apakah kita tetap perlu mendukung hoby anak sebelumnya yg mulai dia tinggali?

    Trimakasih telah berbagi informasinya

    • Walaupun saya tidak paham ‘Konteks Bosan” si anak, namun saran saya; bisa kakak diskusi terbuka apa yang membuatnya bosan. Karena ada kasus si anak bosan dengan suasana dan tempat ia beraktifitas, coba sesekali bawa ia ke tempat dan suasana baru.
      Terima kasih ya kak untuk komentar positifnya 🙂

  6. diawali dengan mengamati ya kak, memberikan ragam kegiatan ini juga tidak mudah ya kak, perlu banyak diskusi dengan anak-anak, terima kasih tipsnya, lengkap sekali

  7. peran orang tua ternyata sangat penting dalam menemukan dan memahami minat bakat anak, agar si anak yakin dengan potensi yang dimilikinya

    • Karena orang tua merupakan sekolah pertama bagi sang anak, jadi sudah seharusnya para orang tua belajar dan memahami konsep pendidikan anak usia dini lebih lanjut. Thanks ya kak buat komentarnya..

  8. Thank yaa kak sudah sharing. Ini berguna banget buat nanti ketika aku punya anak. Memang harus adanya dukungan dari orang tua dalam megembangkan minat dan bakat anak. Agar anak bisa tumbuh dengan baik, dan masa kembangnya diisi dengan banyak kegiatan eksplor

    • Sudah seharusnya mba para orang tua di Indonesia mendukung serta mengembangkan minat & bakat anak sesuai potensinya melalui stimulasi yang tepat. Terima kasih ya kak komentarnya 🙂

  9. Sebuah tulisan yang sangat menarik dan harus bisa dijalankan dunia nyata, karena pada fakta lapangan masih banyak orang tua yang memaksakan kehendaknya tanpa mencoba mencari tahu di mana potensi anak itu sesungguhnya. Semoga dengan adanya tulisan ini, banyak orang tua tersadarkan untuk lebih mendukung anaknya dalam berekspolaris, mencari, mengembangkan minat dan bakat mereka ^^

    • Aamien., saya sependapat kak!
      Masih banyak orang tua yang belum paham bagaimana melihat minat dan potensi anak dari aktifitas sehari-hari dirumah. Terimakasih ya kak buat komentar nya..

  10. Saya masih 19 tahun dan merasa sangat terbantu dengan adanya artikel seperti ini. Terimakasih mba, telah berbagi ilmu yang sangat bermanfaat.

  11. Sekedar meluruskan, memang semenjak era pandemi keadaan ekonomi disemua lini tidak baik-baik saja. Namun bukan berarti perhatian dan pendidikan anak terlantarkan begitu saja. Dalam kasus pendidikan anak usia dini, ada banyak cara yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya. Contohnya: dengan mengajak anak bermain di taman terbuka atau sekedar bermain di halaman depan rumah. Intinya, biarkan anak bereksplorasi dengan bebas (tetap dalam pantauan) lingkungan sekitarnya.
    btw, Terima kasih mba sudah berkomentar 🙂

Komentar ditutup.

Maaf, fitur klik kanan tidak tersedia!